Sepak bola Jerman berduka. Salah satu legenda besarnya, Uwe Seeler, meninggal dunia pada Kamis (21/7/2022) waktu setempat. Mantan klubnya, Hamburg SV mengonfirmasi kematian sang legenda.
Seeler meninggal pada usia 85 tahun. kepergian sang legenda mengundang empati dari banyak pihak. Klub-klub Bundesliga turut mengucap belasungkawa.
“HSV berduka atas meninggalnya Uwe Seeler, legenda terhebat sepanjang masa telah meninggal pada usia 85 tahun. Uwe meninggalkan seorang istri, Ilka, tiga orang putrid, dan tujuh cucu,” demikian pernyataan resmi Hamburg SV.

Meninggalnya Seeler adalah kehilangan besar untuk sepak bola Jerman. Maka tak heran jika klub lain seperti Bayern Munich, Stuttgart, Borussia Dortmund, dan lainnya juga merasa kehilangan.
Bahkan St Pauli, rival abadi Hamburg SV juga ikut bersedih. Klub dan juga presidennya, Oke Gottlich berduka atas kepergian legenda Hamburg tersebut.
“FC St Pauli berduka atas meninggalnya Uwe Seeler. Pesepakbola luar biasa dan Hamburg, panutan untuk keadilan dan kerendahan hati. Simpati kami untuk keluarga dan teman-temannya. Terpisah dalma warna, bersatu dalam kesedihan,” tulis St Pauli di Twitter.
Uwe Seeler dan Capaian Hebatnya
Selama dua dekade bomber maut itu berkarier di dunia profesional. Uniknya, dalam waktu selama itu hanya dua klub yang diperkuat.
Seeler merupakan produk akademi Hamburg. Dan di sana pula dia meraih kebesarannya. Memperkuat tim utama sejak 1954 hingga 1972, sudah banyak yang diraih.

Dia adalah top skorer sepanjang masa klub berjuluk Die Rothosen dengan torehan 496 gol. Angka itu terbilang gila.
Apalagi catatan tersebut unggul jauh dari Gert Doerfel sebagai top skorer kedua klub. Doerfel sendiri hanya mampu mencetak 142 gol.
Dari 496 gol tersebut, 11 kali Uwe Seeler dinobatkan sebagai top skorer. Baik di kompetisi Bundesliga maupun Oberliga.
Untuk urusan trofi, ia sukses meraih dua gelar. Yaitu Bundesliga musim 1959-1960 dan DFB Pokal dua musim kemudian.
Sempat pensiun pada 1972, kakek dari bintang Union Berlin, Levin Oztunali memutuskan turun gunung pada 1978. Dia pergi ke Irlandia untuk memperkuat Cork City. Tapi tidak sampai setahun di sana, ia gantung sepatu lagi.