Bolakux – Sepak bola Italia mulai berubah. Hal ini dirasakan betul oleh pelatih legendaris AC Milan, Arrigo Sacchi. Terutama soal keberanian tim-tim kecil.
Sepak bola terus berevolusi tiap tahunnya. Cara bermain setiap tim juga sudah jauh berbeda dari dua hingga tiga dekade lalu. Sekarang sepak bola lebih akrab dengan permainan menyerang, pressing tinggi, dan sejenisnya.
Cara tersebut rupanya tidak hanya digunakan tim-tim besar. Klub-klub yang notabene lebih kecil juga melakukan hal serupa. Setidaknya itu yang dilihat Arrigo Sacchi dari klub-klub Italia.
Dulu, menurut Sacchi, ketika tim kecil tandang ke tim besar mereka hanya ingin main bertahan demi mengamankan satu poin. Sekarang situasi sudah berbeda.
Tim-tim semanjana tidak takut lagi untuk tampil menyerang dan bertarung demi meraih kemenangan. Sekali pun mereka tandang ke klub besar seperti AC Milan atau Juventus
“Seperti yang dikatakan Costacurta dulu bahwa Milan ditiru di seluruh dunia kecuali Italia. Sejujurnya itu tidak terjadi lagi. Klub kecil melakukannya,” katanya kepada Gazzetta dello Sport.
“Izinkan saya memberi tahu Anda. Dulu klub-klub yang lebih kecil akan pergi ke Milan atau Turin untuk bermain bertahan. sekarang mereka datang untuk bertarung,” ia menambahkan.
Arrigo Sacchi Kritisi Filosofi Pelatih Italia
Italia selalu melahirkan pelatih-pelatih jempolan. Kehebatan mereka tidak hanya terasa di dalam negeri. Seluruh dunia mengakui bahwa negeri pizza salah satu gudang pelatih hebat.
Dulu kita mengenal Vittorio Pozzo yang membawa Gli Azzurri menjuarai Piala Dunia. Lalu muncul Arrigo Sacchi, Marcelo Lippi, Fabio Capello, Roberto Mancini, hingga Antonio Conte.
Meski demikian Arrigo Sacchi tidak menampik ada satu yang kurang dari pelatih-pelatih Italia, baik dulu maupun sekarang. Yaitu mengenai pemahaman strategi.
Dia memang mengakui bahwa banyak pelatih Italia mahir dalam urusan taktik. Tapi Sacchi tidak melihat mereka sebagai ahli startegi.
“Pelatih memiliki pengetahuannya. Masalahnya adalah begitu banyak klub besar Italia dijalankan oleh ahli taktik yang bagus, tapi mereka bukan ahli strategi,” tutup eks AC Milan.