Bolakux – Henrikh Mkhitaryan sudah menjadi milik Inter Milan. Dia datangkan dari AS Roma dengan status bebas transfer dan dikontrak selama tiga musim.
Kepergian Mkhitaryan meninggalkan sedikit cerita. Yakni soal polemik kecil dengan AS Roma yang membuatnya terpaksa pergi.
Menurut pengakuan sang gelandang, ia sejatinya tidak direstui hengkang. AS Roma ingin dia bertahan lebih lama. Begitu pula dengan Jose Mourinho.
Akan tetapi harapan klub dan pelatih tidak sejalan dengan tuntutannya. Ya, kesepakatan tak menemui titik terang perihal gaji.
Dengan berat hati Henrikh Mkhitaryan akhirnya pergi. Ia mengaku ini adalah keputusan terbaik untuknya dan juga AS Roma. Karena tanpa kepergiannya Il Lupi tidak akan mendapatkan Paulo Dybala.
“Mourinho tidak mau saya pergi. Bukan hanya dia, manajemen juga tidak mau saya meninggalkan klub. Tapi pada akhirnya kami tidak mencapai kesepakatan,” kata Henrikh Mkhitaryan kepada DAZN, Jumat (29/7/2022).
“jadi saya harus membuat keputusan. Keputusan ini bagus untuk saya dan Roma karena sekarang mereka mendapatkan Dybala. Saya sangat senang melihat transfer mereka,” ia melanjutkan.
Henrikh Mkhitaryan Rasakan 3 Musim Berharga
Bagaimana pun, AS Roma sangat berjasa untuk pemain 33 tahun. Di sana lah dia bangkit dan mencapai level tertingginya lagi.
Seperti diketahui, kapten timnas Armenia sempat terpuruk selama memperkuat Manchester United. Dia lebih sering duduk di bangku cadangan selama dua musim.
Datang ke AS Roma, ia yang dianggap sudah habis mampu membuktikan diri. Baik ketika kursi pelatih dipegang Paulo Fonseca dan musim lalu Jose Mourinho, dirinya tidak tergantikan di lini tengah.
Inilah yang membuat Henrikh Mkhitaryan merasa terikat dengan Il Lupi. Apalagi tiga musim indahnya di sana berakhir sempurna lewat trofi Conference League yang dimenangkan musim lalu.
Dalam kurun waktu tersebut gelandang 33 tahun mencetak 29 gol serta membukukan 28 assist dari 117 penampilan di semua kompetisi.
“Saya kecewa meninggalkan Roma. Saya punya tiga tahun yang bagus di sana dan memenangkan Conference League. Tapi semua orang tahu bahwa sepak bola berubah dengan cepat dan pada usia 33 tahun saya masih ingin menang,” tutupnya.