Bolakux – Cristiano Ronaldo pernah dilatih Maurizio Sarri. Momen itu terjadi pada musim 2019-2020 lalu saat keduanya sama-sama berada di Juventus.
Ronaldo lebih dulu datang ke Turin. Sedangkan Sarri semusim setelahnya untuk menggantikan Massimiliano Allegri yang mengundurkan diri.
Bisa melatih pemain sekelas CR7 merupakan kepuasan sendiri untuk seorang pelatih. Hal ini juga dirasakan Maurizio Sarri.
Apalagi dia mampu menjaga konsistensi sang pemain dalam mencetak gol. Bersama Juventus 2019-2020 Cristiano Ronaldo sukses mencetak 33 gol.
Meski demikian ada satu hal yang membuat Sarri menyesal terkait sang mega bintang. Ini terkait dengan waktunya yang dianggap terlambat.
Sari berharap bisa melatih Ronaldo saat sang pemain masih muda. Karena menurutnya pemain muda masih bisa menyesuaikan dengan keinginan pelatih.
Sedangkan di usia kapten timnas Portugal saat itu, sulit membuat perubahan. Terlebih dia telah menjadi ikon sepak bola.
“Saya menyesal tidak bisa melatihnya ketika dia masih muda,” Maurizio Sarri mengungkapkan kepada Corriere dello Sport, Kamis (4/8/2022).
“Saya menemukan seorang pemain yang sudah punya karakter kuat dalam dirinya melalui gaya tertentu dan dia sudah menjadi ikon sepak bola dunia,” sambung pelatih Lazio.
Cristiano Ronaldo Tidak Bermain untuk Tim
Cristiano Ronaldo merupakan salah satu pemain terbaik sepanjang masa. Sampai saat ini saja dia telah memenangkan lima Ballon d’Or. Tapi pamornya belakangan mulai meredup.
Ditambah dengan kengototan Ronaldo yang ingin hengkang dari Manchester United. Dia sekarang malah dicap sebagai pemain tak bertanggung jawab karena meninggalkan Old Trafford saat Manchester United masih bertanding melawan Rayo Vallecano.
Sikap tersebut kian menegaskan arogansi sang mega bintang. Selama ini dia dianggap lebih mementingkan diri sendiri ketimbang tim.
Terkait hal tersebut Sarri seakan mengamini. Menurut pandangannya, eks Real Madrid memaksa tim harus beradaptasi dengan permainannya. Bukan dia yang beradaptasi dengan tim sebagaimana mestinya.
“Masalah Ronaldo adalah tim yang harus beradaptasi dengannya, bukan sebaliknya. Bersama saya dia mencetak 33 gol di liga dengan empat piala. Yang jelas tidak pernah mudah untuk meyakinkan seorang juara dengan hasil seperti itu untuk mengubah gayanya,” tutup Maurizio Sarri.
