Bolakux – Kiprah Barcelona sepanjang bursa transfer musim panas ini paling mencuri perhatian. Di saat keuangan kembang-kempis, mereka masih mampu menggelontorkan uang 150 juta euro untuk beli pemain baru.
Uang yang dikeluarkan itu memang sah-sah saja. Sebab mereka baru mendapat dana segar sebesar 500 juta euro dari penjualan beberapa aset dan hak siar klub.
Yang jadi masalah adalah, ketika duit terus dikeluarkan untuk pemain baru, di saat bersamaan manajemen meminta para pemain untuk memotong gajinya.
Cara ini dilakukan agar klub bisa mendaftarkan para bintang anyar untuk musim 2022-2023 LaLiga. Frenkie de Jong jadi salah satu pemain yang diminta untuk memotong gajinya.
De Jong yang gajinya sudah dipotong sejak pandemic covid-19 menolak permintaan itu. Barca kemudian mencari cara lain. Salah satunya dengan melegonya ke klub lain.
Akan tetapi cara ini juga tidak berhasil. Seakan tidak kehabisan akal, sang gelandang kemudian dipaksa bermain sebagai bek tengah.

Banyak yang percaya keputusan Xavi Hernandez sebagai cara halus klub untuk mengusirnya dengan membuat dia tidak nyaman dalam tim.
Upaya-upaya ini lantas menjadi perhatian Rafael van der Vaart. Mantan gelandang Real Madrid tidak terima De Jong diperlakukan seperti itu. Tidak tanggung-tanggung, dia menyamakan Barcelona dengan mafia.
“Kalian tidak bisa memperlakukan pemain seperti ini. Frenkie mendapat gaji tinggi? Pertama Anda menandatangani kontrak dan kemudian Anda memenuhinya,” kata Rafael van der Vaart kepada Ziggo Sport.
“Jika tidak Anda bisa pergi dengan baik-baik. Tapi tidak seperti ini caranya. Ini adalah mafia dan mereka harus dihukum atas perbuatannya,” sambung eks Real Madrid.
Barcelona Sudah Dicap Buruk oleh Publik
Situasi di Barcelona dalam dua bulan terakhir menyita perhatian publik. Tidak sedikit yang mempertanyakan kebijakan mereka di bursa transfer.

Salah satunya pelatih Bayern Munich, Julian Nagelsmann. Sesaat setelah Barca meresmikan Robert Lewandowski, Nagelsmann secara terang-terangan mempertanyakan asal muasal dana Azulgrana yang diterpa masalah finansial.
Sementara itu, Rafael van der Vaart melihat kebijakan klub Katalonia ini bisa berdampak buruk pada citra klub. “Nama Barca sekarang sudah sangat buruk karena masalah ini,” katanya.
“Mereka dikenal klub hebat dan semua orang ingin bermain di sana. Tapi mulai sekarang kita menilainya dengan cara yang berbeda dan bagi saya itu memalukan ketika Anda bermain untuk klub seperti itu,” tutup jebolan akademi Ajax Amsterdam.